CBR 250 dengan harga 39.9 jt untuk non ABS, Motor ini mempunyai potensi untuk sukses bahkan menjadi raja baru di kelas 250cc. Melalui artikel ini saya berusaha untuk objektif melihat segala kekurangan motor kelas premium dari AHM ini. Memang dalam artikel sebelumnya saya sempat komplain masalah rembesan oli yang terjadi di seal perseneling. Tapi bagi saya masalah ini minor dan tidak mengurangi keutuhan apa yang ditawarkan oleh CBR250 R.
The new CBR 250R !
Motor saya diantarkan Jumat malam, saya sendiri baru bisa dengan serius melihat-lihat motor ini di pagi hari. Kesan yang saya dapat dari fisik motor ini:
- Finishing Cat Kurang Rapih karena fernish masih semi kulit jeruk. Bagi saya tentu ini kekurangan yang cukup mencolok menilai ini adalah motor premium. Level hasil cat sangat jauh dari produk-produk lokal AHM, saya menduga kualitas pengecatan Honda Thailand masil selevel di bawah AHM. But Overall it’s ok , mungkin perlu mengeluarkan sedikit uang untuk memoles agar cat menjadi lebih halus.
- Buntut belakang “Very mega pro like” ini adalah salah satu hal yang tidak saya suka dari CBR250. Behel sepintas seperti Tiger.
- Mengambil nama CBR tapi body turunan dari keluarga VFR, saya kurang mengerti kenapa motor ini tidak dilabeli VFR 250?
- Plat no depan posisi bracket merusak estetika motor! plus dilas ke bracket fairing haduuh.. gak bisa dicopot
Ok dari segi fisik saya lanjut ke mesin. Saya coba untuk test keliling komplek, maklum STNK belum keluar. Dan yang saya dapat setelah mengendarai Motor ini:
- Riding Position sangat nyaman, tidak lelah.
- Kopling enteng.
- Torsi sangat meyakinkan, bahkan menurut saya 0-110 Ninja 250 Lewat!
- Getaran getaran mesin ketika menembus RPM 8000 menyebabkan bunyi getaran dari bagian dashboard. Bunyi getaran itu sangat kecil , tapi bagi saya menggangu. mungkin solusinya saya akan memberikan double tape atau karet untuk mengurangi efek getaran.
Yang saya rasakan ketika mengendarai motor ini adalah sama ketika saya mengendarai Vixion hanya dengan Torsi dan Power lebih dasyat, kenapa saya bandingkan dengan Vixion karena saya lebih lama bersama motor ini dibanding Byson, dan juga sama sama injeksi. Karakter suara exhaut CBR 250 khas satu silinder hanya lebih bulat dan ngebas saja, yang membuat sedikit berbeda adalah suara ‘nguing’ dari mesin ketika saya membuka gas memberikan kesan tersendiri ketika mengendarai CBR 250. Tapi kalau saya bandingkan ketika saya pertama kali mengendarai Ninja tentu tidak sama, saat itu saya benar benar seperti mengendarai sesuatu yang baru, sedang CBR 250 sangat familiar dan tidak asing lagi.
Kesimpulannya menurut saya CBR bukan suatu yang baru, sensasi mengendarai CBR dengan Ninja jauh berbeda. Akan tetapi saya mengatakan ini bukan suatu yang jelek karena selisih harga yang lumayan terpaut jauh tentu membuat CBR mempunyai keunggulan tersendiri. Dan yang paling penting motor ini memang sangat pas untuk dikendarai di dalam kota yang sangat jarang dibutuhkan kecepatan tinggi. Motor ini sangat nyaman untuk dipakai harian, Torsi yang besar membuat hentakan motor ini sangat bertenaga di dalam trek-trek yang pendek yang sering kita temui di dalam Kota.
Jadi Ninja 250 VS CBR 250 semuanya dikembalikan kepada user itu sendiri apa yang diinginkan motor harian bertenaga atau motor kencang dengan sensasi yang berbeda yaitu Ninja 250.